MAKALAH
TEORI
EKONOMI MAKRO
“
Perhitungan Pendapatan Nasional”
DOSEN
PENGAMPU :
Fachrudiansyah,
S,Pd.M,P
DISUSUN
OLEH :
MURYATI
(RRA1A110075)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2011 / 2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang mana ia telah memberikan nikmat dan karunia-nya pada kita. Kami dari
penyusun makalah ini sangat banyak ucapkan terimakasih pada dosen pengampu
Fachrudiansyah S,Pd.M,Pd kuliah 4 sks ada TEORI EKONOMI MAKRO yang telah memberikan tugas ini pada kami,
dengan pembahasan yang mana dengan adanya tugas ini dapat menambah wawasan,
ilmu pengetahuan dan pengertian dalam berbudaya dan bersosialisasi sebagai
makhluk hidup yang memiliki peradaban.
Dengan ini kami juga membutuhkan kritik, saran, kontribusi
dan pertanyaan-pertanyaan yang membangun dan memperbaiki makalah kami kemasa
yang akan datang, sebab tanpa adanya partisipasi, dukungan dan arahan dari
dosen pengampu dan teman-teman sekalian kami tidak tahu kekurangan dan
kelebihan dari tugas makalah kami ini.
Oleh karena itu kami memerlukan dengan hal yang yang
berkaitan dengan apa yang telah diuraikan di atas tentang apa yang telah yang
kami butuhkan kemasa yang akan datang dengan perkembangan wawasan, ilmu
pengetahuan dan pengertian kami dalam
TEORI EKONOMI MAKRO.
Dengan akhir kata kami hanturkan lagi ucap terimakasih pada
dosen pengampu Fachrudiansyah S,Pd.M,Pd. dan
teman-teman sekalian.
Jambi, November
2011
Penulis
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Pokok bahasan dalam bab ini masih
membahas kelanjutan dari pertemuan ke sebelas dan pokok bahasan ini merupakan
pendalaman dari pembahasan yang telah di lakukan pada kegiatan-kegiatan belajar
sebelumnya.secara rinci materi pembahasan pada pertemuan kedua belas ini
meliputi:
a.
Beberapa pengertian dasar tentang perhitungan agregatif
b.
PDB menurut harga berlaku dan harga konstan
c.
Manfaat dan keterbatasan perhitungan PDB
Pemahaman materi di atas sangat
bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan dan pemahaman mengenai perhitungan
pendapatan nasional.sehingga bermanfaat dalam memberikan gambaran tentang
tingkat kesejahteraan dan tingkat produktivitas yang di capai oleh suatu Negara.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dari
latar belakang diatas penulis merumuskan masalah perhitungan pendpatan nasional
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan di buatnya makalah ini
adalah :
1. Sebagai bahan diskusi kelompok
2. Mengetahui cara perhitungan agregatif
dalam ekonomi makro
3. Mengetahui manfaat perhitungan PDB
dalam analisis kemakmura
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Dasar
Tentang Perhitungan Agregatif
Tujuan perhitungan output maupun pengeluaran dan ukuran
agregat lainnya adalah untuk menganalisa dan menentukan kebijakan ekonomi guna
memperbaiki/meningkatkan kemakmuran / kesejahteraan
rakyat.Beberapa pengertian yang harus dipelajari berkaitan dengan hal tersebut
yaitu :
a) Produk Domestik Bruto ( Gross Domestic Product)
Produk Domestik Bruto menghitung hasil produksi suatu
perekonomian tanpa memperlihatkan siapa pemilik faktor produksi tersebut.Dalam
perekonomian tersebut outputnya diperhitungkan dalam PDB,Akibatnya PDB kurang
memberikan gambaran tentang berapa sebenarnya output Yang dihasilkan oleh
faktor-faktor produksi milik perekonomian domestik.
b) Produk Nasional Bruto (Gross National Bruto)
Nilai produksi yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi
milik perekonomian disebut Produk
Nasional Bruto.Nilai produksi yang dihasilkan olehfaktor produksi yang
berada diluar negeri harus ditambahkan.Angka yanng dihasilkan dari penjumlahan
dan pengurangan terhadap PDB merupakan Produk Nasional Bruto.
Faktor-faktor produksi perekonomian yang ada diluar negeri
dinotasikan sebagai PFLN.Sedangkan pendapatan faktor-faktor produksi yang ada
didalam negeri dinotasikan sebagai PFDN.
PNB = PDB – PFLN + PFDN
Selisih antara PFLN dengan PFDN adalah pendapatan faktor produksi
neto ( PFPN ) atau net factor income abroad
Dengan demikian dapat juga dikatakan :
PNB = PDB +PFPN
c) Produk Nasional Neto ( Net National Product)
Untuk memproduksi barang dan jasa dibutuhkan barang modal
(capital goods).
Dalam perhitungan PDB berdasarkan pengeluaran, yang
dimasukkan adalah total pengeluaran investasi bruto.Yang lebih relevan adalah
investasi neto,yaitu investasi bruto dikurangi depresiasi.Untuk memperoleh
gambaran output yang lebih akurat ,maka PNB harus dikurangi depresiasi.Angka
yang dihasilkan merupakan Produk National Neto ( PNN).
PNN = PNB – Depresiasi
d)
Pendapatan Nasional ( National Income )
Pendapatan
nasional merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan.Angka
PN dapat diturunkan dari angka PNN.Yaitu :
PN
= PNN – PTL + S
PN
= Pendapatan Nasional
PNN
= Product National Neto
PTL
= Angka pajak tidak langsung
S =
Subsidi
e)
Pendapatan Personal ( Personal Income )
Pendapatan
Personal adalah bagian dari pendapatan nasional yang merupakan hak-hak individu
dalam perekonomian,sebagai balas jasa keikutsertaan mereka dalam proses
produksi.Untuk memperoleh angka PP dari PN maka laba perusahaan yang tidak
dibagikan harus dikurangkan,sebab laba tidak dibagikan ( LTB ) merupakan hak perusahaan.Selain
LTB pembayaran asuransi-asuransi sosial
( PAS) juga harus dikurangkan.Pendapatan personal bukan saja diterima
karena balas jasa atau kesediaan tetapi juga pendapatan bunga yang diterima
dari pemerintah dan konsumen ( PIGK )
atau personal interest income received
from goverment and consumers dan pendapatan non balas jasa ( PNBJ ) atau transfer payment to persons.
PP = PN – LTB – PAS PIGK = PNBJ
f)
Pendapatan Nasional Disposabel (Disposabel
Personal Income).
Yaitu
pendapatan nasional yang dapat dipakai oleh individu, baik untuk membiayai
konsumsinya maupun untuk ditabung.Besarnya adalah pendapatan personal dikurangi
pajak atas pendapatan personal ( PAP )
atau Personal taxes.
C
+ G + I + ( X – M ) = Produk Domestik Bruto (PDB)
Ditambah : Pendapatan Faktor
Produksi Domestik yang ada di luar negeri.
Dikurangi : Pembayaran Faktor
Produksi Luar Negeri Yang ada di dalam Negeri
= Produk Nasional Bruto ( PNB )
Dikurangi :
Penyusutan
=
Produk Nasional Netto ( PNN )
Dikurangi
: Pajak tidak
langsung
Ditambah : Subsidi
= Pendapatan Nasional ( PN )
Dikurangi : Laba ditahan
Dikurangi : Pembayaran Asuransi
Sosial
Ditambah
: Pendapatan
Bunga Personal dari Pemerintah Dan Konsumen.
Ditambah : Penerimaan Bukan
Balas Jasa
= Pendapatan Personal
Dikurangi : Pajak Pendapatan
Personal
= Pendapatan Nasional Disposabel
2. PDB Harga Berlaku dan Harga
Konstan
Nilai
PDB suatu periode tertentu sebenarnya merupakan hasil perkalian antara harga
barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan.Untuk memperoleh
gambaran yang lebih akurat,maka perhitungan PDB sering menggunakan perhitungan
berdasarkan harga konstan.Yang
dimaksud dengan harga konstan adalah harga yang di anggap tidak berubah.
Manfaat dari perhitungan PDB harga
konstan, selain dengan segera dapat mengetahui apakah perekonomian mengalami
pertumbuhan atau tidak, juga dapat mengalami perubahan harga(inflasi).
Inflasi = ( Deflator tahun t –
Deflator tahun t – 1) x 100%
(Deflator
tahun t-1)
3. Manfaat dan keterbatasan
perhitungan PDB
a.
Perhitungan PDB dan Analisis Kemakmuran
Perhitungan
PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang kemakmuran suatu negara, dengan
cara membaginya dengan jumlah penduduk.angka tersebut di kenal sebagai
angka PDB per kapita.biasanya makin tinggi angka PDB perkapita, kemakmuran
rakyat di anggap makin tinggi.
perserikatan bangsa-bangsa juga
menggunakan angka PDB perkapita untuk menyusun kategori tingkat kemakmuran
suatu negara.berdasarkan standar tahun 1992 , sebuah negara di katakan miskin
bila PDB perkapitanya lebih kecil dari
pada UU$ 450,00. berdasarkan standar ini maka sebagian besar negara-negara di
dunia adalah negara miskin.suatu negara di katakan makmur (kaya) jika PDB
perkapitanya lebih besar dari pada UU$ 8.000,00. jika menggunakan standar ini,
hanya sebagian kecil negara-negara di dunia ini yang di anggap
kaya.negara-negara tersebut umumnya terletak di Eropa Barat dan Amerika
Utara.kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak terlalu memperhatikan
aspek disribusi pendapatan.Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan
gambaran yang lebih rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara.
b.
Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
perhitungan PDB maupun PDB per
kapita juga dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesejahteraan sosial
suatu masyarakat.umumnya tingkat kesejahteraan yang di pakai adalah tingkat
pendidikan, kesehatan, dan gizi kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa
depan yang lebih baik.adapun hubungan yang positif antara tingkat PDB per
kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial.makin tinggi PDB per kapita, tingkat
kesejahteraan sosial membaik.
hubungan ini dapat di jelaskan
dengan menggunakan logika sederhana. jika PDB per kapita makin tinggi, maka
daya beli masyarakat,kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin
membaik, sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebasan memilih pekerjaan dan
massa depan , kondisinya makin meningkat.
masalah mendasar dalam perhitungan
PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial.sebab PDB hanya menghitung
autput yang di anggap memenuhi kebutuhan fisik / materi yang dapat di ukur
dengan nilai uang.PDB tidak menghitung output yang tidak terukur misalnya
ketenagan batin yang di peroleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma
agama / spiritual.
c.
PDB Perkapita dan Masalah Produktivitas
Angka PDB perkapita dapat
mencerminkan tingkat produktivitas suatu negara.
untuk
memperoleh perbandingan produktivitas antar negara ,ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan :
1. Jumlah dan Komposisi Penduduk
bila jumlah penduduk
makin besar,sedangkan komposisinya sebagian besar adalah penduduk usia kerja
(15 - 64 tahun) dan pendidikan tinggi maka
tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
2. Jumlah dan Struktur kesempatan
kerja
Jumlah kesempatan kerja
yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam
proses produksi.tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat
produktivitas.sekalipun kesempatan kerja sangat besar,tetapi semuanya adalah
kesempatan kerja sektor pertanian,produktivitas kerja juga tidak tinggi.sebab
sektor pertanian umumnya memberi nilai tambah yang rendah.jika kesempatan kerja
yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa) ,
maka output per kapita akan relatif tinggi , karena nilai tambah ke dua sektor
tersebut amat tinggi.
3. Faktor - faktor Nonekonomi
Yang mencangkup dalam
faktor - faktor non ekonomi antara lain etika kerja,tata nilai, faktor
kebudayaan dan sejarah perkembangan.Jepang pantas menjadi negara yang produktif
sebab jumlah penduduk yang banyak , berpendidikan ,tinggi , dan umumnya bekerja
di sektor mdern,mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjunjung tinggi
kejujuran dan penghargaan senior.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar